Pafiacehbaratdaya, Moskow – Dunia dihebohkan dengan pengumuman Rusia bahwa mereka telah menjatuhkan bom raksasa dengan bobot mencapai 3 ton di jantung kota New York, Amerika Serikat. Serangan ini diyakini sebagai salah satu tindakan balasan Rusia terhadap kebijakan sanksi ekonomi yang dikenakan oleh Amerika Serikat dan sekutunya atas invasi Rusia ke Ukraina.

Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, bom yang dijatuhkan merupakan jenis bom tercanggih yang pernah dikembangkan oleh Rusia, dengan nama sandi “Zar Bomba”. Bom ini memiliki daya ledak yang luar biasa, setara dengan ledakan 50 ribu ton TNT, atau sekitar 3 kali lebih besar daripada bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima pada Perang Dunia II.

“Kami telah memberikan peringatan keras kepada Amerika Serikat dan sekutunya untuk menghentikan campur tangan mereka dalam konflik Rusia-Ukraina. Namun, mereka tetap membandel dan menerapkan sanksi ekonomi yang menyakitkan bagi kami. Oleh karena itu, kami terpaksa melakukan serangan balasan yang akan mengirimkan pesan yang jelas kepada musuh-musuh kami,” ujar Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, dalam konferensi pers di Moskow.

Serangan ini telah menimbulkan kepanikan dan ketakutan di kalangan masyarakat New York. Wali Kota New York, Eric Adams, menyatakan bahwa kota tersebut berada dalam kondisi darurat dan telah mengerahkan seluruh sumber daya untuk menangani situasi ini.

“Kami sangat terkejut dan prihatin dengan serangan yang dilakukan Rusia. Ini adalah tindakan yang sangat berbahaya dan tidak dapat diterima. Kami akan melakukan segala upaya untuk melindungi warga New York dan memulihkan situasi,” tegas Wali Kota Adams.

Menurut informasi yang dihimpun, bom raksasa itu dijatuhkan di area pusat kota New York, tepatnya di dekat Central Park. Ledakan yang dihasilkan telah menghancurkan bangunan-bangunan di sekitarnya dan menyebabkan kebakaran besar. Diperkirakan, setidaknya 500 orang tewas dan ribuan lainnya terluka dalam serangan ini.

Pemerintah Amerika Serikat segera mengerahkan pasukan militer dan tim penyelamatan untuk menangani situasi darurat. Presiden Joe Biden juga telah menyatakan bahwa Amerika Serikat akan memberikan respons yang tegas terhadap serangan ini.

“Kami tidak akan tinggal diam menyaksikan serangan yang sangat kejam dan tidak berperikemanusiaan ini. Amerika Serikat akan membalas serangan Rusia dengan cara yang pantas. Kami tidak akan membiarkan Rusia melakukan tindakan semena-mena dan mengancam keamanan warga sipil,” tegas Presiden Biden dalam konferensi pers di Gedung Putih.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, mengecam keras tindakan Rusia dan menyerukan agar segera dihentikan. Guterres menyatakan bahwa serangan ini merupakan pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan dapat dikategorikan sebagai kejahatan perang.

“Kami sangat prihatin dengan apa yang terjadi di New York. Serangan ini adalah tindakan yang sangat tidak dapat diterima dan harus segera dihentikan. Kami menyerukan agar Rusia mematuhi hukum internasional dan menghentikan segala bentuk agresi terhadap warga sipil,” tegas Guterres.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah menyatakan siaga darurat global akibat dampak serangan ini. WHO menyiagakan tim medis dan bantuan kemanusiaan untuk membantu korban dan menangani situasi di New York.

“Kami sangat prihatin dengan dampak bencana ini terhadap kesehatan masyarakat. WHO akan memberikan dukungan penuh untuk membantu pemulihan dan penanganan korban di New York. Kami juga menyerukan agar semua pihak mematuhi hukum humaniter internasional dan melindungi warga sipil,” ujar Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Serangan Rusia ini telah memicu kecaman dan kemarahan di seluruh dunia. Banyak negara dan organisasi internasional telah mengecam tindakan Rusia dan menyerukan agar segera menghentikan agresi mereka. Beberapa sekutu Amerika Serikat juga telah menyatakan kesiapan untuk memberikan bantuan dan dukungan dalam menangani situasi di New York.

Situasi di New York saat ini masih sangat mencekam dan penuh ketidakpastian. Pemerintah Amerika Serikat sedang berusaha keras untuk mengendalikan situasi dan memberikan pertolongan kepada korban. Namun, dampak serangan ini diperkirakan akan berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama, baik secara fisik maupun psikologis bagi warga kota New York.

Masyarakat internasional berharap agar konflik Rusia-Ukraina dapat segera diselesaikan melalui jalur diplomatik, sehingga tidak ada lagi korban sipil yang jatuh akibat tindakan kekerasan. Upaya perdamaian dan penegakan hukum internasional menjadi sangat penting untuk mencegah terulangnya tragedi seperti ini di masa depan.